Perjuangan Seorang Tukang Becak

"Data Bank Dunia (World Bank) menyebutkan jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 100 juta jiwa, semantara 40 individu terkaya di negeri ini menguasai lebih dari Rp 700 triliun harta," ujar Ahmad Juwaini Direktur Dompet Dhuafa di Auditorium Perpustakaan Nasional, Salemba, Selasa (27/12/2011).

Bayangkan kawan, betapa banyaknya saudara kita yang masih kurang mampu, di jaman yang modern ini, dijaman yang serba menggunakan tekhnologi masih saja ada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Contohnya saja seorang tukang becak yang setiap harinya harus mengayuh becaknya demi sesuap nasi. Terkadang saja mungkin saudara kita ini tidak mendapatkan uang sepeserpun, diawali dari pagi buta saat kita masih tertidur lelap, sampai malam hari ketika kita juga sudah tertidur, mereka masih mengayuh becaknya demi menghidupi keluarganya.

Saat mereka sama sekali belum mendapatkan penumpang, mereka pasti rela untuk dikasih berapapun upahnya, karena mereka sama sekali belum mendapatkan penumpang, apakah kita sadar, saat kita menawar, jika kita bisa mendengar hatinya pasti kita akan mendengar “nggak apalah yang penting dapat uang”.

lihatlah kawan, saat mereka mengayuh becak tanpa ada penumpang, bagaimana perasaan kita jika kita berada diposisi mereka? Saat mereka mengayuh becak tak tau arah hanya untuk mencari penumpang dan sepeser uang.

Dan lihatlah juga saat mereka lelah, mereka beristirahat dengan seadanya menonton tv, itupun mereka melakukannya diatas becak mereka dan TVnya pun bukan milik mereka, tetapi milik orang baik hati yang menyediapan TV untuk saudara kita ini. Coba bandingkan saat kita nonton TV, kita bersantai sambil tiduran, makan camilan, bermain game, tapi mereka melakukannya dengan berada diatas becak mereka, dan dihantui oleh perasaan yang mungkin tidak kita rasakan.

Semoga apa yang kami tuliskan panjang lebar diatas bermanfaat untuk kita semua, semoga kita bersyukur karena kita jauh lebih baik kondisinya daripada saudara-saudara kita.

Salam blogger.